'Kita Ini Orang Mandailing'

Monday, December 1, 2008

Beberapa pekan terakhir ini aku mendapat kiriman request kuis 'Anak Medannya Kau Ini' dari beberapa orang teman di Facebook. Dari sepuluh pertanyaan yang digelontorkan kuis itu, ada satu pertanyaan yang membuat aku termangu-mangu dan agak ragu-ragu menjawab. Pertanyaan itu berada di nomor urut tujuh. Begini pertanyaannya;
'Gulai Daun Ubi Tumbuk' khas daerah mana?!
- Mandailing dan Batak
- Padang dan Mandailing
- Melayu dan Padang

Terus terang, aku agak bingung menjawabnya. Bukan karena tak tahu dari mana asal salah satu makan favoritku itu. Tapi ketika ada pilihan Mandailing dan Batak tentulah aku bingung. Tapi kemudian, aku teringat omongan para bunde-bunde waktu aku masih kecil dulu - ketika ada kumpul-kumpul keluarga. Kata bunde-bundeku waktu itu selalu begini, "Ingat, kita ini orang Mandailing, bukan orang Batak." Karena keterbatasan alam pikiranku waktu itu, aku mengangguk saja.

Seiring dengan perkembangan pengetahuanku, omongan itu mulai kubantah. Pasalnya, suku Mandailing itu menurut literatur yang kubaca adalah salah satu rumpun dari suku Batak. Hanya saja, suku Mandailing mayoritas beragama Islam, sehingga tak mau dihubung-hubungkan dengan suku Batak lainnya yang cenderung non muslim.

Seringkali jadinya aku berdebat kalau sudah begini. Apalagi dengan para orang-orang dari 'The Big Four Marga Mandailing' yang terdiri dari Lubis, Nasution, Harahap dan Siregar. Apalagi klan Lubis...aduh..tak mau kali disebut Batak. Padahal, nenek moyang marga Lubis yang pertama kali menduduki tanah Batak Selatan berasal dari Balige dan sekitar Narumonda. Mereka melakukan migrasi karena terdesak oleh pasukan Paderi dari Sumatera Barat. Paska serangan ini, menurut buku Tuanku Rao karya Mangaradja Onggang Parlindungan yang kubaca -meski buku ini masih kontroversial- klan Lubis di sekitar Toba menjadi minoritas. Dan bisa jadi tergerus seiring perputaran waktu dan kawin dengan orang-orang dari marga lain, sehingga akhirnya orang-orang hanya tahu jika klan Lubis berasal dari kawasan Batak Selatan atau yang sekarang dikenal sebagai Tapanuli Selatan.

Papaku Lubis dari Pagar Gunung, umiku Nasution dari Gunung Baringin. Jadi tahu sendirilah bagaimana parahnya kalau sudah berdebat soal 'orang Batak' atau bukan.

Masih menurut buku Tuanku Rao yang kembali diterbitkan LKis pada Maret 2007 lalu -setelah terbit perdana 1964 dan ditarik dari peredarannya oleh penyusunnya sendiri akibat perseteruan antar keluarga- marga Harahap juga berasal dari sebelah timur Danau Toba. Jika migrasi marga Lubis menyisakan orang-orangnya di Toba, marga Harahap tak menyisakan satupun orang dari marganya di kawasan ini. Marga Harahap migrasi ke daerah sekitar Angkola di kawasan Batak Selatan.

Nah, kalau Nasution sendiri menurut buku Tuanku Rao bukanlah keturunan Batak. Nenek moyang marga Nasution ini adalah percampuran dari beberapa suku yang ada di kepulauan Indonesia, seperti Parsi, Arab, India, Tiongkok, Aceh, Minangkabau, Bugis dan lain-lain yang merantau dan akhirnya sampai ke tanah Batak Selatan lewat Pelabuhan Sing Kwang di muara Sungai Batang Gadis pada tahun 1416. Nama marga Nasution diambil dari nama Datu Nasangti , seorang tuan tanah dan saudagar kaya raya di Batak Selatan. Dialah yang memprakarsai penabalan marga Nasution ini. Semula marga ini disebut Nasangtion -ada juga yang menyebut Nasaktion- entah bagaimana ceritanya kini berlafal Nasution.

Sementara, nenek moyang marga Siregar berasal dari Lottung, Samosir. Marga ini migrasi ke tanah Batak Selatan karena terjadi pertengkaran antar saudara. Disebut, marga Siregar ini mulanya berasal dari 7 klan yang katanya bersaudara, yaitu Klan Situmorang, Klan Sinaga, Klan Nainggolan, Klan Pandiangan, Klan Simatupang, Klan Aritonang, Klan Siregar, Klan Panggabean dan Klan Pandan. Sementara nenek moyang marga Harahap dari dulunya sudah mendiami Sipirok.

Marga-marga Mandailing lainnya yang juga turut mendiami tanah Batak Selatan seperti Rangkuti, Dalimunte, Batubara, Pulungan, Hasibuan dan lain-lain.

Sebagai tambahan menurut Mangaradja Onggang Parlindungan, sebelum Suku Bangsa Batak settled di tepi Danau Toba, di muara Sungai Batangtoru, sudah terlebih dahulu mendarat suku bangsa Lubu, Negroid/Dravidic. Mereka berasal dari Saputri Hills di India Selatan sebelah barat. Karena terdesak oleh invasi , salah satu suku tertua di India ini akhirnya menyeberangi lautan dan akhirnya sampai di muara Sungai Batangtoru. Beranak pinak. Jadi, jangan heran, kalau banyak orang Batak terkadang bertampang seperti orang India!

Jadi, masih menyangkal jika Mandailing adalah salah satu Suku Batak?? Please deh...

*bunde = kakak perempuan dari pihak ayah

1 comments:

Anonymous said...

salam..saya tina boleh kita berbicara menerusi email..saya ada kemusykilan tentang SIREGAR dari suku kaum mandailing ini..email saya tinadastrange@yahoo.com..saya sangat2 menghargai seandainya saudara bisa menolong..please reply me a.s.a.p