Negeri yang Aneh (Catatan Menjelang Eksekusi Amrozi cs)

Thursday, November 27, 2008

Di sela-sela makan malam tadi, suamiku bercerita tentang sesuatu yang menurutku aneh di kawasan Pantai Kedonganan, Jimbaran, Bali. Keanehan ini terjadi menjelang eksekusi mati Amrozi cs. Begini ceritanya.

Sudah beberapa hari ini suamiku bersama tv Aljazeera melakukan peliputan menjelang Amrozi cs dieksekusi. Mereka meliput perkembangan yang terjadi di kawasan Kuta dan ground zero bom Bali 1 sekitarnya. Apakah misalnya pengamanan diperketat, atau adakah ancaman bom, dan sebagainya. Mereka juga mewawancarai para survivor bom Bali 1 serta Kapolda Bali. Sejurus tak ada yang aneh dari ceritanya.

Jadi, di mana letak anehnya? Begini. Si reporter ternyata sempat melihat tayangan berita di televisi nasional tentang razia yang dilakukan aparat kepolisian di kawasan Pantai Kedonganan, Jimbaran. Kawasan pantai ini ramai oleh lalu lalang perahu nelayan. Si reporter ingin ke pantai tersebut untuk melihat apakah razia masih atau akan dilakukan dan bagaimana suasana pantai tersebut, apakah misalnya sepi atau bagaimana.

Maka, sampailah tim liputan ini ke Pantai Kedonganan tersebut. Tapi tak ada hal-hal aneh di sana. Lalu lalang perahu nelayan yang pulang dan pergi melaut tampak biasa-biasa saja. Ketika beberapa nelayan ditanyai, mereka mengaku tidak ada yang berbeda dari hari-hari biasanya. Aktifitas berjalan sebagaimana mestinya. Mereka tetap melempar jala untuk mencari ikan.

Si reporter agaknya tak puas dengan temuan fakta di lapangan itu. Segeralah mereka bertanya pada aparat kepolisian yang sebelumnya melakukan razia di tempat tersebut. Si reporter ingin bertanya apakah razia akan dilakukan lagi? Maklumlah, sebagaimana layaknya sebuah televisi, mereka membutuhkan gambar yang bisa memperkuat ilustrasi bahwa Bali sebagai episentrum bom Bali 1 mengalami influens menjelang eksekusi mati amrozi cs yang didakwa melakukan aksi pengeboman itu.

Tapi tak dinyana, si aparat kepolisian cuma menyahut ringan pertanyaan si reporter. Katanya, mereka tak akan melakukan razia lagi. Aksi razia yang mereka lakukan kemarin di kawasan tersebut adalah perintah komandan atas permintaan kolektif para jurnalis terkait rencana eksekusi mati Amrozi cs.

Demi mendengar itu dari mulut suamiku, nasi yang kukunyah tiba-tiba terasa sangkut di tenggorokan.

sebelumnya diposting di FB pada 8 Nov 2008

0 comments: